Seperti yang kita ketahui semua kisah nabi-nabi yang sejak
dahulu kala menyebarkan syariat agama dengan cara berkeliling dunia. Berbagai
cara dilakukannya mulai dari berbicara didepan umum sampai disangka orang tak
waras sampai menyampaikan secara personal. Tanpa disadarkan akhirnya semua
orangpn terpengaruh dan mendengarkan perkataan nabi muhammad. Hal seperti itu
dapat dikatakan sebagai ajang promosi dan itu merupakan salah satu hal yang
dilakukan dalam berbisnis.
Berikut ini adalah urutan masa Nabi Muhammad dalam berbisnis
:
1. MASA KECIL MEMBENTUK JIWA WIRAUSAHA
Beliau terlahir sebagai anak yatim. Ayahnya, Abdullah
meninggal ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya. Muhammad kecil menjadi
yatim piatu pada usia 6 tahun. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya Abdul
Muthalib, setelah wafat, dilanjutkan pamannya Abu Thalib. Muhammad kecil harus
membantu ekonomi keluarga dengan bekerja "serabutan" kepada penduduk
Makkah. Pengalaman masa kecil itulah yang menjadi modal psikologis beliau di
kemudian hari.
Pekerjaan menggembala ternak merupakan pekerjaan yg umum
dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, seperti Nabi Musa, Daud, dan Isa. Menurut
catatan sejarah, di masa kecil Nabi Muhammad pernah menggembala ternak penduduk
Makkah.
Fungsi Leadership penggembala :
a. Pathfinding (mencari) padang gembalaan yg subur
b. Directing (mengarahkan) menggiring ternak ke padang
gembalaan
c. Controlling (mengawasi) agar tidak tersesat atau terpisah
dari kelompok
d. Protecting (melindungi) dari hewan pemangsa dan pencuri
e. Reflecting (perenungan) Alam, manusia, dan Ciptaan Allah
(Muhammad SAW, Super Leader Super Manager, DR Muhammad
Syafi'i Antonio M.Ec)
2. PERJALANAN DAGANG NABI MUHAMMAD
Karir bisnis Nabi Muhammad dimulai ketika beliau masih
berusia 12 tahun. Beliau ikut pamannya berdagang "ekspor-impor" ke
Syam. Sejak itulah Nabi Muhammad melakukan semacam kerja magang (intership)
yang berguna kelak ketika beliau mengelola bisnisnya sendiri.
Menjelang usia dewasa, beliau memutuskan perdagangan sebagai
karirnya. Beliau menyadari bahwa pamannya bukanlah orang yang kaya namun
memiliki beban keluarga yg cukup besar. Oleh karena itu, Muhammad muda
berpikiran untuk ikut meringankan beban pamannya dengan berdagang.
Agaknya, profesi menjadi pedagang ini telah dimulai lebih
awal daripada yang telah dikenal umum dengan modal dari Khadijah. Ketika
merintis karirnya tersebut beliau memulai dengan berdagang kecil-kecilan di
kota Makkah. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar kemudian menjualnya
kepada orang lain.
Dalam melaksanakan bisnisnya tersebut beliau memperkaya diri
dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia lainnya
sehingga penduduk Makkah mengenal Muhammad sebagai seorang yang terpercaya (Al
Amin).
Para pemilik modal (investor) di Makkah waktu itu semakin
banyak yang membuka peluang kemitraan dengan Muhammad. Salah seorang pemilik
modal itu adalah Khadijah yg menawarkan kemitraan berdasarkan mudharabah (bagi
hasil). Dalam hal ini Khadijah bertindak sebagai pemodal (shahibul mal),
sementara Muhammad sebagai pengelola (mudharib).
Lebih kurang selama 28 tahun Nabi Muhammad menjalankan usaha
dagang ke Yaman, Syria, Busra, Iraq, Yordania, dan kota-kota di perdagangan di
jazirah Arab lainnya. Dengan demikian, di usia muda, Nabi Muhammad sudah
menjadi pedagang internasional, karena wilayah perdagangannya meliputi hampir
seluruh jazirah Arab.
3. BISNIS SETELAH MENIKAH
Setelah menikah, Nabi Muhammad semakin memperlebar sayap
"kerajaan" bisnisnya. Namun sekarang beliau bertindak sebagai manajer
sekaligus mitra dalam usaha istrinya. Untuk menjalankan bisnisnya, Nabi
Muhammad melakukan perjalanan ke berbagai pusat perdagangan di seluruh penjuru
negerinya dan negeri tetangga.
Perjalanan karir Nabi Muhammad sebagai seorang businessman
dapat dirumuskan sebagai berikut.
Muhammad telah mengenal perdagangan di usia 12 tahun atau
diistilahkan dengan magang (INTERSHIP).
Hal ini terus dilakukan sampai usia 17 tahun ketika beliau
telah mulai membuka usaha sendiri. Dengan demikian pada usia ini beliau sudah
menjadi "BUSINESS MANAGER".
Dalam perkembangan selanjutnya, ketika pemilik modal Makkah
mempercayakan pengelolaan perdagangan mereka kepada Muhammad muda, beliau
menjadi "INVESTMENT MANAGER".
Ketika beliau menikah dengan Khadijah dan terus mengelola
perdangannya maka status beliau naik menjadi "BUSINESS OWNER".
Ketika usia beliau menginjak 30, beliau sudah menjadi
"INVESTOR" sehingga beliau sudah mencapai tingkatan FINANCIAL FREEDOM
(Kebebasan Uang dan Waktu)...
Begitulah kondisi Nabi yg kita cintai dan menjadi panutan
kita dari segi bisnis dan entrepreneur sebelum beliau diangkat menjadi Rasul
oleh ALLOH SWT pada usia 40 tahun. Maukah kita meniru langkah bisnisnya yg
sungguh brilian?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar