Senin, 25 Maret 2013

Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin bisnis dan entrepreneurship


Seperti yang kita ketahui semua kisah nabi-nabi yang sejak dahulu kala menyebarkan syariat agama dengan cara berkeliling dunia. Berbagai cara dilakukannya mulai dari berbicara didepan umum sampai disangka orang tak waras sampai menyampaikan secara personal. Tanpa disadarkan akhirnya semua orangpn terpengaruh dan mendengarkan perkataan nabi muhammad. Hal seperti itu dapat dikatakan sebagai ajang promosi dan itu merupakan salah satu hal yang dilakukan dalam berbisnis.

Berikut ini adalah urutan masa Nabi Muhammad dalam berbisnis :

1. MASA KECIL MEMBENTUK JIWA WIRAUSAHA
Beliau terlahir sebagai anak yatim. Ayahnya, Abdullah meninggal ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya. Muhammad kecil menjadi yatim piatu pada usia 6 tahun. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib, setelah wafat, dilanjutkan pamannya Abu Thalib. Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarga dengan bekerja "serabutan" kepada penduduk Makkah. Pengalaman masa kecil itulah yang menjadi modal psikologis beliau di kemudian hari.

Pekerjaan menggembala ternak merupakan pekerjaan yg umum dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, seperti Nabi Musa, Daud, dan Isa. Menurut catatan sejarah, di masa kecil Nabi Muhammad pernah menggembala ternak penduduk Makkah.

Fungsi Leadership penggembala :
a. Pathfinding (mencari) padang gembalaan yg subur
b. Directing (mengarahkan) menggiring ternak ke padang gembalaan
c. Controlling (mengawasi) agar tidak tersesat atau terpisah dari kelompok
d. Protecting (melindungi) dari hewan pemangsa dan pencuri
e. Reflecting (perenungan) Alam, manusia, dan Ciptaan Allah
(Muhammad SAW, Super Leader Super Manager, DR Muhammad Syafi'i Antonio M.Ec)

2. PERJALANAN DAGANG NABI MUHAMMAD
Karir bisnis Nabi Muhammad dimulai ketika beliau masih berusia 12 tahun. Beliau ikut pamannya berdagang "ekspor-impor" ke Syam. Sejak itulah Nabi Muhammad melakukan semacam kerja magang (intership) yang berguna kelak ketika beliau mengelola bisnisnya sendiri.

Menjelang usia dewasa, beliau memutuskan perdagangan sebagai karirnya. Beliau menyadari bahwa pamannya bukanlah orang yang kaya namun memiliki beban keluarga yg cukup besar. Oleh karena itu, Muhammad muda berpikiran untuk ikut meringankan beban pamannya dengan berdagang.

Agaknya, profesi menjadi pedagang ini telah dimulai lebih awal daripada yang telah dikenal umum dengan modal dari Khadijah. Ketika merintis karirnya tersebut beliau memulai dengan berdagang kecil-kecilan di kota Makkah. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar kemudian menjualnya kepada orang lain.

Dalam melaksanakan bisnisnya tersebut beliau memperkaya diri dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, dan sifat-sifat mulia lainnya sehingga penduduk Makkah mengenal Muhammad sebagai seorang yang terpercaya (Al Amin).

Para pemilik modal (investor) di Makkah waktu itu semakin banyak yang membuka peluang kemitraan dengan Muhammad. Salah seorang pemilik modal itu adalah Khadijah yg menawarkan kemitraan berdasarkan mudharabah (bagi hasil). Dalam hal ini Khadijah bertindak sebagai pemodal (shahibul mal), sementara Muhammad sebagai pengelola (mudharib).

Lebih kurang selama 28 tahun Nabi Muhammad menjalankan usaha dagang ke Yaman, Syria, Busra, Iraq, Yordania, dan kota-kota di perdagangan di jazirah Arab lainnya. Dengan demikian, di usia muda, Nabi Muhammad sudah menjadi pedagang internasional, karena wilayah perdagangannya meliputi hampir seluruh jazirah Arab.

3. BISNIS SETELAH MENIKAH
Setelah menikah, Nabi Muhammad semakin memperlebar sayap "kerajaan" bisnisnya. Namun sekarang beliau bertindak sebagai manajer sekaligus mitra dalam usaha istrinya. Untuk menjalankan bisnisnya, Nabi Muhammad melakukan perjalanan ke berbagai pusat perdagangan di seluruh penjuru negerinya dan negeri tetangga.

Perjalanan karir Nabi Muhammad sebagai seorang businessman dapat dirumuskan sebagai berikut.

Muhammad telah mengenal perdagangan di usia 12 tahun atau diistilahkan dengan magang (INTERSHIP).
Hal ini terus dilakukan sampai usia 17 tahun ketika beliau telah mulai membuka usaha sendiri. Dengan demikian pada usia ini beliau sudah menjadi "BUSINESS MANAGER". 
Dalam perkembangan selanjutnya, ketika pemilik modal Makkah mempercayakan pengelolaan perdagangan mereka kepada Muhammad muda, beliau menjadi "INVESTMENT MANAGER".
Ketika beliau menikah dengan Khadijah dan terus mengelola perdangannya maka status beliau naik menjadi "BUSINESS OWNER".
Ketika usia beliau menginjak 30, beliau sudah menjadi "INVESTOR" sehingga beliau sudah mencapai tingkatan FINANCIAL FREEDOM (Kebebasan Uang dan Waktu)...

Begitulah kondisi Nabi yg kita cintai dan menjadi panutan kita dari segi bisnis dan entrepreneur sebelum beliau diangkat menjadi Rasul oleh ALLOH SWT pada usia 40 tahun. Maukah kita meniru langkah bisnisnya yg sungguh brilian?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar